Therapeutic Community

Therapeutic Community adalah sebuah struktur dan hirarki di dalam rangkaian program, kebutuhan untuk mengisolasi individu dari pengaruh luar selama menjalani treatment, kebutuhan untuk membuat treatment tersebut bertahap dan intensif, serta di dalamnya ada norma yang akan membentuk tanggung jawab dan kebiasaan (De Leon, 1994). Selain itu juga digunakan pendekatan kelompok, dimana sebuah kelompok dijadikan suatu media untuk mengubah suatu prilaku lewat interaksi di dalamnya (DeLeon, 2000).


Therapeutic Community (TC), yaitu suatu metode rehabilitasi sosial yang merupakan kumpulan atas orang-orang yang mempunyai masalah yang sama dan memiliki tujuan yang sama, yaitu menolong diri sendiri dan sesama yang oleh seseorang dari mereka, sehingga terjadi perubahan tingkah laku dari yang negatif ke arah tingkah laku yang positif.
a.      Struktur Program
1.      Behaviour management shaping (Pembentukan tingkah laku)
2.      Emotional and psychological  (Pengendalian emosi dan psikologi)
3.      Intellectual and spiritual (Pengembangan pemikiran dan kerohanian)
4.      Vocational and survival (Keterampilan kerja dan keterampilan bersosial serta bertahan hidup)
b.      Pillar Therapeutic Community
1.      Family milieu concept (Konsep kekeluargaan), yaitu konsep lingkungan keluarga dengan norma dan nilai-nilai kasih sayang.
2.      Peer pressure (Konsep tekanan rekan sebaya), yaitu proses dimana kelompok menekankan bahwa teman sebaya (senasib) memerlukan dorongan untuk kesembuhan.
3.      Therapeutic (Konsep terapi), yaitu lingkungan yang mendukung proses terapi
4.      Religius session (Sesi agama), yaitu proses untuk meningkatkan nilai-nilai dan pemahaman agama.

5.      Role modelling (Keteladanan), yaitu proses pembelajaran dimana orang yang sudah berhasil melepaskan diri dari narkoba dapat memberikan contohdan dorongan.
c.       Tahapan Program TC
Tahapan program dalam model Therapeutic Community (TC) adalah sebagai berikut:
No
Tahapan
Keterangan
1
Induction
Tahap ini berlangsung pada sekitar 30 hari pertama saat residen mulai masuk. Tahap ini merupakan masa persiapan bagi residen untuk memasuki tahapan Primary.
2
Primary Stage
Yaitu tahapan program rehabilitasi social, di mana residen ditempa untuk memiliki stabilitas fisik, dan emosi. Residen juga dipacu motivasinya untuk melanjutkan tahap terapi selanjutnya. Periode tahap ini berlangsung selama kurang lebih 6 hingga 9 bulan. Para residen akan menjalani tahapan younger member, middle peer, dan older member.
3
Re-Entry Stage
Adalah tahapan program rehabilitasi, di mana residen mulai memantapkan kondisi psikologis dalam dirinya, mendayagunakan nalarnya dan mampu mengembangkan keterampilan social dalam kehidupan bermasyarakat. Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap primer, yang tujuannya untuk mengembalikan residen ke dalam kehidupan masyarakat pada umumnya.
4
Aftercare
Adalah suatu program yang terdiri dari berbagai macam intervensi, pelayanan dan asistensi yang disediakan untuk recovery, yang merupakan kelanjutan dari program primer atau primary treatment, yaitu Primary Stage, re-entry program.

c.       Struktur Hirarki
Dalam kegiatan TC, dibagi kelompok-kelompok kerja yang bertanggungjawab terhadap suatu departement dimana residen akan ditempatkan di dalamnya untuk bertugas sesuai degan fungsi kerjanya masing-masing (Job Function). Dalam kelompok kerja setiap departemen ini, ada sistem statur (hirarki) yang menentuka tingkatan tanggung jawab dari residen. Dengan adanya hirarki ini maka setiap residen akan mempunyai jabatan masing-masing.

d.      Kegiatan TC
Adapun kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan dalam metode TC ini adalah sebagai berikut:
No
Kegiatan
Keterangan
1
Morning Meeting
Kegiatan rutin setiap pagi hari berupa pertemuan seluruh family untuk menyampaikan hal-hal penting yang terjadi di lingkungan blok mereka.
2
Morning Briefing
Kegiatan yang membahas berbagai hal yang menyangkut kegiatan TC selama 1 minggu dilakukan pada akhir minggu. Tujuannya untuk meningkatkan kejujuran sesama family.
3
Open House
Kegiatan pemeriksaan dan penggeledahan kamar hunian (blok) resident TC untuk melihat kondisi kamar baik dari sisi kebersihan, kerapihan maupun adanya pelanggaran yang dilakukan residen. Kegiatan ini dilakukan secara insidentil (sewaktu-waktu), dipimpin oleh konselor dan dibantu oleh status older.
4
Encounter Group
Kegiatan yang dirancang khusus untuk mengekspresikan perasaan kesal, kecewa, sedih, perhatian (concern), dan lain-lain. Kegiatan ini merupakan kegiatan dari pembentukan perilaku dan pengaturan emosi agar lebih disiplin dan terarah.
5
Static Group
Kegiatan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang membicarakan berbagai macam persoalan kehidupan keseharian dan kehidupan yang lalu
6
P.A.G.E. Group   (Peer Accountability Group Evaluation)
Adalah suatu kegiatan yang mengajarkan residen untuk dapat memberikan penilaian positif dan negatif terhadap perilaku dan sikap residen lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan ini residen dilatih untuk meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap perilaku komunitas.
7
Mix Confrontation
Adalah exploring dari suatu permasalahan yang diungkapkan oleh seorang residen.
8
Seminar
Pemberian materi yang berkaitan dengan TC, narkoba, maupun pengetahuan lain yang relevan. Tujuannya adalah membuka wawasan dan menumbuhkan kesadaran diri terhadap bahaya napza.
9
Sport and Recreation
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mereduksi tingkat stress yang dialami residen selama mengikuti kegiatan. Kegiatan Sport berupa kegiatan senam massal, sepak bola, bola voli dan bola basket. Sementara kegiatan recreation berupa  musik/ band dan video session, yaitu nonton film bersama.
10
Pembentukan Status Older
Kegiatan ini berfungsi untuk membentuk jiwa kepemimpinan dan meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan. Periode pergantian (job changes) ditentukan oleh petugas dengan memperhatikan progress dari masing-masing resident.
11
Function
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekitar. Kegiatan ini dilakukan setiap hari.
12
Religious Session
Kegiatan yang diarahkan pada pendalaman diri terhadap kehidupan spiritual dan keagamaan.

Posted by
oya'

More

Interior Desain Ruang Rawat Inap RSU Tipe C

Hay guys...apa kabarnya neh?? Pada kesempatan kali ini saya memposting sebuah desain ruang interior dari tugas mata kuliah interior, dan tentunya tugas ini berhubungan dengan mata kuliah yang paling jadi momok mahasiswa arsitektur, yaitu Studio Perancangan Arsitektur 6..tolong komentarnya dong....:c:



Ini merupakan desain ruang rawat inap untuk kelas VIP untuk RSU tipe C...Perabotan yang ada di dalmnya terdiri dari tempat tidur pasien, sofa pengunjung, tv, tirai penutup, lemari, nurse call, dan dilengkapi juga dengan toilet.




Secara umum konsep yang ingin diterapkan dalam desain ini adalah diambil dari konsep ingin menampilkan suasana perbukitan, yang menurut gw ketika kita berada di perbukitan seketika semua stress akan segera hilang..PLOOOOONGGG jadi ini diharapkan dapan meningkatkan tingkat kesembuhan si pasien..






Posted by
oya'

More

Sejarah Gerakan Misionaris Di Dunia Islam

Aktivitas misionaris di negara-negara Islam memiliki sejarah yang panjang. Misionaris adalah sebutan untuk siapa saja yang mengemban tanggungjawab untuk menyebarkan kristen. Misionaris masuk ke berbagai negara dengan tujuan untuk memperkenalkan dan memperluas penyebaran akidah Kristen. Tetapi seiring dengan berlalunya zaman, mereka masuk seiring dengan invasi kaum imperialis. Dengan cara ini mereka mampu menyusup masuk dan melakukan infiltrasi di kawasan-kawasan yang telah ditaklukkan kaum imperialis tersebut. Pak, peneliti Cina dalam bukunya yang berjudul China and The West menukil ucapan Napoleon sbb: 

“Delegasi misionaris agama bisa memberikan keuntungan buatku di Asia, Afrika, dan Amerika karena aku akan memaksa mereka untuk memberikan informasi tentang semua negara yang telah mereka kunjungi. Kemuliaan pakaian mereka tidak saja melindungi mereka, bahkan juga memberi mereka kesempatan untuk menjadi mata-mataku di bidang politik dan perdagangan tanpa sepengetahuan rakyat.” 

Pada awalnya aktivitas misionaris hanya bergantung pada tenaga manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, para misionaris bergerak secara lebih sistematik dan dalam rangka mencapai tujuannya, mereka membentuk lembaga-lembaga dan organisasi. Aeten Sezar, penulis Turki mengenai hal ini menulis: 

“Pada abad ke17 masehi, gereja Katolik Roma yang memiliki kekuasaan atas pemerintahan Eropa, mendirikan Kementerian Propaganda Agama di Vatikan dengan mendirikan dan mengembangkan agama kristen di dunia. Bersamaan dengan gerakan ini, sekolah propaganda agama asing telah dibangun di Paris dengan pembiayaan dari kementrian tersebut. Berbagai institusi juga telah didirikan di Jerman, Perancis, dan Belgia disertai dengan aktivitas misionaris yang berpengaruh. Dalam rangka propaganda ini pula, sekolah-sekolah baru turut didirikan untuk memberikan latihan yang lebih baik kepada misionaris. 

Yang memberikan kesempatan bagi meluasnya kehadiran misionaris kristen di negara-negara timur adalah masuknya tentara imperialis di kawasan itu. Seperti yang kita ketahui bersama, aksi penjajahan Portugis dan Spanyol mendapat dukungan Paus Iskandar ke-enam pada abad ke 15 masehi. Paus memberi dukungan kepada pemerintah Spanyol dan Portugal dengan syarat kedua imperialis ini memberi jalan kepada misionaris kristen untuk masuk ke negara jajahan dan mendukung segala upaya dan aktivitas delegasi misionaris kristen dalam menyampaikan ajaran mereka kepada rakyat di sana. 

Kardinal Ximenes pada tahun 1516, dalam rangka perluasan infiltrasi dan pengokohan gerakan kristen, memberi perintah supaya setiap serangan ke India Timur dan Barat haruslah diiringi oleh misionaris kristen. Adakalanya delegasi dakwah agama juga disertai oleh penemu dunia. Abdulhadi Haeri, penulis buku ‘Pertentangan pertama pemikiran Iran’ menulis : 


“Langkah pertama dunia barat dalam menaklukkan bumi timur pada dasawarsa 15 masehi dilakukan oleh orang-orang Portugis. Pelopor pertama dari kaum penjajah itu adalah Henry si Pelaut. Dia juga disebut sebagai pemimpin besar kelompok Kristen. Ambisinya yang terbesar adalah menumpas umat Islam. Dia berusaha keras memperluas imperialisme portugis di timur dan melakukan kristenisasi di sana.” 

Sebagian percaya bahwa sebab utama permusuhan di antara sebagian kapitalis dengan umat Islam adalah dampak dari perang salib. Karl Heinrich Bekker, orientalis dan politikus Jerman, menyebutkan bahwa permusuhan kapitalis gereja dengan Islam mempunyai sejarah yang bermula sejak zaman kemunculan Islam. Islam kemudian semakin berkembang pada abad pertengahan dan secara gradual masuk ke negara-negara berpenduduk kristen. Gairdner juga membenarkan pernyataan Bekker ini. Dia menyatakan bahwa kekuatan yang tersembunyi dalam Islam menyebabkan Eropa merasa takut dan terjadilah permusuhan antara gereja dan Islam. 

Invasi dua negara imperialis Portugis dan Spanyol ini, kemudian diikuti pula oleh negara Eropa yang lain seperti Belanda, Perancis, Inggeris, dan Russia. Mereka pun turut melaksanakan kebijakan mengembangkan agama kristen dan menggunakannya sebagai sebuah faktor pendukung bagi penguasaan dan penaklukan daerah jajahan. 

Selepas itu, agama Protestan juga turut melakukan aktivitas mereka di dunia timur dan memperluas agama mereka di negara-negara jajahan. Para misionaris agama Protestan yang mendapat dukungan eropa dan berbagai perusahaan mereka di timur ini memulai aktivitas mereka dengan mengkristenkan penduduk daerah jajahan.


sumber : 

Posted by
oya'

More

6 Prinsip Dasar Bangunan Ramah Lingkungan

Green Building Council Indonesia (GBCI) sebagai lembaga yang concern terhadap bangunan dengan konsep ramah lingkungan, menetapkan enam standar dasar di mana suatu gedung dapat dikatakan sebagai gedung yang hijau. Ketentuan tersebut mengikuti kaidah dan tata lingkungan. Menurut Assesor yang juga Co foundeer dari GBCI Ning Purnomohadi kepada Okezone pada Sabtu (25/8/2012), keenam standar tersebut adalah 

1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ASD)
Hal ini berkaitan dengan cara membangun suatu gedung yang sesuai, baik dari segi fungsi dan penggunaan lahan yang kan digunakan. "Apakah sudah sesuai dengan rencana tata guna lahan yang telah diterapkan?" ujar dia. 

2. Efisiensi Energi & Refrigeran (Energy Efficiency & Refrigerant/EER)
Penghematan energi atau efisisensi energi menjadi hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan gedung berkonsep green building. Misalnya dalam pembuatan ventilasi dan jendela ruang yang ideal adalah bisa menambah pencahayaan ruang dan memberikan sirkulasi udara yang cukup. Sehingga hal ini juga bisa mengurangi penggunaan AC atau pencahayaan seperti lampu secara berlebihan.

3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC)
Keterbatasan sumber daya memaksa untuk berfikir bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada, jika tidak dimungkinkan untuk menambah kemudian bagaimana menghemat dan mendaur ulang. Pada gedung tinggi misalnya dapat diterapkan seperti penggunaan toilet dengan sistem flush otomatis, hal ini demi mengukur kebutuhan air yang digunakan. 

Sementara penghematan lain dilakukan dengann daur ulang seperti bagaimana menampung limbah air hujan salah satunya dengan tidak mengaspal halaman, sehingga dengan dibiarkan dan dibuat penampungan air bisa menambah cadangan air tanah di sekitar rumah Anda.

4. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara (Indoor Air Health & Comfort/IHC)
Agar tercipta kenyamanan saat Anda berada pada suatu ruang, tak hanya ditunjang dari segi desain ruang, namun kesehatan indoor perlu Anda perhatikan. Di antaranya dengan tidak memperbolehkan merokok dalam ruangan, atau jika memungkinkan menyediakan ruang khusus untuk merokok. Mengatur temperatur udara sehingga runag berada pada suhu ruang yang normal tidak terlalu dingin juga panas.

5. Sumber & Siklus Material (Material Resources & Cycle/MRC)
Penggunaan material daur ulang bukan saja dilakukan demi pemanfaatan ulang, namun di sisi lain juga bisa memberikan sentuhan dekorasi menarik pada ruang rumah Anda. Tentunya dengan mengkrasikan material daur ulang sehingga menjadi dekorasi ruang yang tidak biasa.

6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building & Enviroment Management)
Mengelola lingkungan sekitar bangunan yang Anda dirikan, agar ke depannya tidak tercemar. Anda bisa menerapkan konsep daur ulang limbah sebelum melakukan pembuangan, sehingga tidak meracuni dan lain sebagainya.



Sumber : Okezone

Posted by
oya'

More

Antara Zionisme dan Yahudi

Musim panas tahun 1982 menjadi saksi atas kebiadaban luar biasa yang menyebabkan seluruh dunia berteriak dan mengutuknya dengan keras. Tentara Isrel memasuki wilayah Lebanon dalam suatu serbuan mendadak, dan bergerak maju sambil menghancurkan sasaran apa saja yang nampak di hadapan mereka. Pasukan Israel ini mengepung kamp-kamp pengungsi yang dihuni warga Palestina yang telah melarikan diri akibat pengusiran dan pendudukan oleh Israel beberapa tahun sebelumnya. Selama dua hari, tentara Israel ini mengerahkan milisi Kristen Lebanon untuk membantai penduduk sipil tak berdosa tersebut. Dalam beberapa hari saja, ribuan nyawa tak berdosa telah terbantai. 

Terorisme biadab bangsa Israel ini telah membuat marah seluruh masyarakat dunia. Tapi, yang menarik adalah sejumlah kecaman tersebut justru datang dari kalangan Yahudi, bahkan Yahudi Israel sendiri. Profesor Benjamin Cohen dari Tel Aviv University menulis sebuah pernyataan pada tanggal 6 Juni 1982: 


Saya menulis kepada anda sambil mendengarkan radio transistor yang baru saja mengumumkan bahwa ‘kita’ sedang dalam proses ‘pencapaian tujuan-tujuan kita’ di Lebanon: yakni untuk menciptakan ‘kedamaian’ bagi penduduk Galilee. Kebohongan ini sungguh membuat saya marah. Sudah jelas bahwa ini adalah peperangan biadab, lebih kejam dari yang pernah ada sebelumnya, tidak ada kaitannya dengan upaya yang sedang dilakukan di London atau keamanan di Galilee…Yahudi, keturunan Ibrahim…. Bangsa Yahudi, mereka sendiri menjadi korban kekejaman, bagaimana mereka dapat menjadi sedemikian kejam pula? … Keberhasilan terbesar bagi Zionisme adalah de-Yahudi-isasi bangsa Yahudi. ("Professor Leibowitz calls Israeli politics in Lebanon Judeo-Nazi" Yediot Aharonoth, July 2, 1982) 

Benjamin Cohen bukanlah satu-satunya warga Israel yang menentang pendudukan Israel atas Lebanon. Banyak kalangan intelektual Yahudi yang tinggal di Israel yang mengutuk kebiadaban yang dilakukan oleh negeri mereka sendiri. Pensikapan ini tidak hanya tertuju pada pendudukan Israel atas Lebanon. Kedzaliman Israel atas bangsa Palestina, keteguhan dalam menjalankan kebijakan penjajahan, dan hubungannya dengan lembaga-lembaga semi-fasis di bekas rejim rasis Apartheid di Afrika Selatan telah dikritik oleh banyak tokoh intelektual terkemuka di Israel selama bertahun-tahun. Kritik dari kalangan Yahudi sendiri ini tidak terbatas hanya pada berbagai kebijakan Israel, tetapi juga diarahkan pada Zionisme, ideologi resmi negara Israel. 

Ini menyatakan apa yang sesungguhnya terjadi: kebijakan pendudukan Israel atas Palestina dan terorisme negara yang mereka lakukan sejak tahun 1967 hingga sekarang berpangkal dari ideologi Zionisme, dan banyak Yahudi dari seluruh dunia yang menentangnya. Oleh karena itu, bagi umat Islam, yang hendaknya dipermasalahkan adalah bukan agama Yahudi atau bangsa Yahudi, tetapi Zionisme. Sebagaimana gerakan anti-Nazi tidak sepatutnya membenci keseluruhan masyarakat Jerman, maka seseorang yang menentang Zionisme tidak sepatutnya menyalahkan semua orang Yahudi. 

Asal Mula Gagasan Rasis Zionisme 

Setelah orang-orang Yahudi terusir dari Yerusalem pada tahun 70 M, mereka mulai tersebar di berbagai belahan dunia. Selama masa ‘diaspora’ ini, yang berakhir hingga abad ke-19, mayoritas masyarakat Yahudi menganggap diri mereka sebagai sebuah kelompok masyarakat yang didasarkan atas kesamaan agama mereka. Sepanjang perjalanan waktu, sebagian besar orang Yahudi membaur dengan budaya setempat, di negara di mana mereka tinggal. Bahasa Hebrew hanya tertinggal sebagai bahasa suci yang digunakan dalam berdoa, sembahyang dan kitab-kitab agama mereka. Masyarakat Yahudi di Jerman mulai berbicara dalam bahasa Jerman, yang di Inggris berbicara dengan bahasa Inggris. Ketika sejumlah larangan dalam hal kemasyarakatan yang berlaku bagi kaum Yahudi di negara-negara Eropa dihapuskan di abad ke-19, melalui emansipasi, masyarakat Yahudi mulai berasimilasi dengan kelompok masyarakat di mana mereka tinggal. Mayoritas orang Yahudi menganggap diri mereka sebagai sebuah ‘kelompok agamis’ dan bukan sebagai sebuah ‘ras’ atau ‘bangsa’. Mereka menganggap diri mereka sebagai masyarakat atau orang ‘Jerman Yahudi’, ‘Inggris Yahudi, atau ‘Amerika Yahudi’.
Namun, sebagaimana kita pahami, rasisme bangkit di abad ke-19. Gagasan rasis, terutama akibat pengaruh teori evolusi Darwin, tumbuh sangat subur dan mendapatkan banyak pendukung di kalangan masyarakat Barat. Zionisme muncul akibat pengaruh kuat badai rasisme yang melanda sejumlah kalangan masyarakat Yahudi. 

Kalangan Yahudi yang menyebarluaskan gagasan Zionisme adalah mereka yang memiliki keyakinan agama sangat lemah. Mereka melihat “Yahudi” sebagai nama sebuah ras, dan bukan sebagai sebuah kelompok masyarakat yang didasarkan atas suatu keyakinan agama. Mereka mengemukakan bahwa Yahudi adalah ras tersendiri yang terpisah dari bangsa-bangsa Eropa, sehingga mustahil bagi mereka untuk hidup bersama, dan oleh karenanya, mereka perlu mendirikan tanah air mereka sendiri. Orang-orang ini tidak mendasarkan diri pada pemikiran agama ketika memutuskan wilayah mana yang akan digunakan untuk mendirikan negara tersebut. Theodor Herzl, bapak pendiri Zionisme, pernah mengusulkan Uganda, dan rencananya ini dikenal dengan nama ‘Uganda Plan’. Kaum Zionis kemudian menjatuhkan pilihan mereka pada Palestina. Alasannya adalah Palestina dianggap sebagai ‘tanah air bersejarah bangsa Yahudi’, dan bukan karena nilai relijius wilayah tersebut bagi mereka. 

Para pengikut Zionis berusaha keras untuk menjadikan orang-orang Yahudi lain mau menerima gagasan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama mereka ini. Organisasi Yahudi Dunia, yang didirikan untuk melakukan propaganda masal, melakukan kegiatannya di negara-negara di mana terdapat masyarakat Yahudi. Mereka mulai menyebarkan gagasan bahwa orang-orang Yahudi tidak dapat hidup secara damai dengan bangsa-bangsa lain dan bahwa mereka adalah suatu ‘ras’ tersendiri; dan dengan alasan ini mereka harus pindah dan bermukim di Palestina. Sejumlah besar masyarakat Yahudi saat itu mengabaikan seruan ini. 

Dengan demikian, Zionisme telah memasuki ajang politik dunia sebagai sebuah ideologi rasis yang meyakini bahwa masyarakat Yahudi tidak seharusnya hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. Di satu sisi, gagasan keliru ini memunculkan beragam masalah serius dan tekanan terhadap masyarakat Yahudi yang hidupnya tersebar di seluruh dunia. Di sisi lain, bagi masyarakat Muslim di Timur Tengah, hal ini memunculkan kebijakan penjajahan dan pencaplokan wilayah oleh Israel, pertumpahan darah, kematian, kemiskinan dan teror. Banyak kalangan Yahudi saat ini yang mengecam ideologi Zionisme. Rabbi Hirsch, salah seorang tokoh agamawan Yahudi terkemuka, mengatakan: 

‘Zionisme berkeinginan untuk mendefinisikan masyarakat Yahudi sebagai sebuah bangsa .... ini adalah sesuatu yang menyimpang (dari ajaran agama)’. (Washington Post, October 3, 1978) 

Seorang pemikir terkemuka, Roger Garaudy, menulis tentang masalah ini: 

Musuh terbesar bagi agama Yahudi adalah cara berpikir nasionalis, rasis dan kolonialis dari Zionisme, yang lahir di tengah-tengah (kebangkitan) nasionalisme, rasisme dan kolonialisme Eropa abad ke-19. Cara berpikir ini, yang mengilhami semua kolonialisme Barat dan semua peperangannya melawan nasionalisme lain, adalah cara berpikir bunuh diri. Tidak ada masa depan atau keamanan bagi Israel dan tidak ada perdamaian di Timur Tengah kecuali jika Israel telah mengalami “de-Zionisasi” dan kembali pada agama Ibrahim, yang merupakan warisan spiritual, persaudaraan dan milik bersama dari tiga agama wahyu: Yahudi, Nasrani dan Islam. (Roger Garaudy, "Right to Reply: Reply to the Media Lynching of Abbe Pierre and Roger Garaudy", Samizdat, June 1996) 

Dengan alasan ini, kita hendaknya membedakan Yahudi dengan Zionisme. Tidak setiap orang Yahudi di dunia ini adalah seorang Zionis. Kaum Zionis tulen adalah minoritas di dunia Yahudi. Selain itu, terdapat sejumlah besar orang Yahudi yang menentang tindakan kriminal Zionisme yang melanggar norma kemanusiaan. Mereka menginginkan Israel menarik diri secara serentak dari semua wilayah yang didudukinya, dan mengatakan bahwa Israel harus menjadi sebuah negara bebas di mana semua ras dan masyarakat dapat hidup bersama dan mendapatkan perlakuan yang sama, dan bukan sebagai ‘negara Yahudi’ rasis. 

Kaum Muslimin telah bersikap benar dalam menentang Israel dan Zionisme. Tapi, mereka juga harus memahami dan ingat bahwa permasalahan utama bukanlah terletak pada orang Yahudi, tapi pada Zionisme.


soirce : Harun Yahya

Posted by
oya'

More

I'm The Winner

"I'm The Winner....!!!!" :f:
tidak jarang diantara kita pasti ingin selalu jadi seorang pemenang. Karena mau tidak mau dari sejak kita berbentuk zigot, kita adlah seorang pemenang. Namun gimana sih tolak ukur menang di dalam sebuah tim??

Gambaran sebuah tim yang akan menjadi pemenang yaitu :

1. Punya pemimping besar.
Segala hal naik dan turun karena pemimpin. Kita bisa memaksa dan membujuk mereka. Membujuk memerlukan pengertian tentang apa yang membuat orang lain bersemangat dan apa yang memotivasi mereka. Kalau kita memahami apa yang memotivasi orang lain, kita menguasai alat yang paling ampuh untuk berurusan dengan mereka. Pemimpin yang baik akan memperhatikan hal – hal berikut :
- Pemimpin yang baik akan menciptakan lingkungan yang tepat.
- Pemimpin yang baik mengetahui kebutuhan dasar manusia.
- Pemimpin yang baik tetap mengendalikan “ 3 besar “ yaitu keuangan, personalia dan perencanaan.
- Pemimpin yang baik menghindari “ tujuh dosa yang mematikan “, yaitu :

a. berusaha untuk disukai dan bukan dihormati.
b. Tidak minta nasihat dan bantuan kepada anggota tim.
c. Mengesampingkan bakat pribadi dengan menekankan peraturan bukannya keahlian.
d. Tidak menjaga agar kritik tetap konstruktif.
e. Tidak mengembangkan rasa tanggung jawab dalam diri anggota tim.
f. Memperlakukan setiap orang dengan cara yang sama.
g. Tidak membuat setiap orang selalu mendapat informasi.

Banyak cara untuk menghindari kesalah,tetapi cara yang paling baik untuk mengelak dari bencana adalah membuat diri kita selalu bisa dihubungi agar rekan kita bias selalu memberikan informasi dan kalau kita memiliki semua informasi maka kita akan merupakan bagian dari keputusan walaupun kita tidak membuat setiap keputusan.

2. Memilih orang – orang yang baik.
Bobb biehl mengatakan bahwa 60 sampai 80 persen sukses perusahaan atau organisasi diperoleh berkat tiga faktor yaitu pengarahan yang jelas, tim pemain yang tepat dan keuangan yang kuat. Itulah sebabnya maka tidak banyak hal yang sama pentingnya dengan menaruh orang yang tepat ditempat yang tepat.
Ada lima prinsip untuk memilih orang yang akan membantu anda mendapatkan calon terbaik sebagai anggota tim, yaitu :
a. Semakin kecil organisasi, semakin penting pemilihan kerja.
b. Ketahuilah jenis orang apa yang anda perlukan (persyaratan pribadi).
c. Mengetahui apa yang diperlukan oleh pekerjaan.
d. Mengetahui pa yang diinginkan oleh calon anggota staf.
e. Kalau anda tidak mampu mempekerjakan yang terbaik, pekerjakan orang muda yang akan menjadi yang terbaik.

3. Bermain untuk menang.
Perbedaan antara bermain untuk menang dan bermain untuk tidak kalah merupakan perbedaan antara sukses dan mutu rendah.
Kita harus mengambil resiko, membuat keputusan yang sulit, hidup menantang bahaya dan membuat perbedaan. Orang yang selalu mencari amannya saja melewatkan kesempatan dan jarang membuat kemajuan.

4. Membuat anggota tim lainnya lebih sukses.
Ada beberapa cara penting yang harus diambil untuk membina tim secara lebih baik, yaitu :
- Mengetahui kunci menuju setiap pemain.
- Memetakan misi tim.
- Menetapkan peranan setiap pemain.
- Menciptakan identitas kelompok.
-Menggunakan dosis berlebihan penggunaan kata “kita” dan “milik kita” untuk menciptakan rasa kepemilikan.
- Berkomunikasi dengan setiap orang.

5. Terus membuat peningkatan.
Begitu sebuah organisasi berhenti membuat peningkatan maka organisasi tersebut habis.
Sukses berkesinambungan merupakan hasil dari peningkatan terus menerus. Oleh karena itu perlunya sebuah pelatihan yang berguna untuk menetapkan tujuan yang lebih spesifik dan melangsungkan peninjauan kemajuan sesering mungkin. Tujuan harus memberikan spesifikasi hasil akhir, batas pencapaian tepat sebagaimana yang diharapkan dan harus dikaitkan dengan jadwal waktu.

Peninjauan kemajuan yang sering dilakukan akan mencapai tiga hal :
- Sebagai sarana untuk mengingatkan terus menerus bahwa mencapai tujuan penting bagi karir seseorang.
- Peninjauan memberikan kesempatan untuk mengetahui gerakan positif kearah tujuan.
- Peninjauan menjadi sarana untuk memecahkan masalah yang terjadi.

Kalau kita secara semestinya harus memecat seseorang dari kedudukannya tempat dia membuat kegagalan maka kita sebenarnya membebaskannya dari kegagalan itu dan membebaskannya untuk mencari kedudukan tempat dia dapat menemukan kesuksesan.


source : http://newmasgun.blogspot.com

Posted by
oya'

More

You are number :

It's me

My Photo
oya'
I was an architectural engineering student at Sriwijaya University...Simple.My greats inspiation is my family. One word from me, time is not limited, but our time is limited. So,do the best we can..!!
View my complete profile

Copyright © 2012 my sketchesTemplate by :Urangkurai.Powered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.